KELOMPOK 7
Sarah G. Juliana (13-087)
Dewi Sitepu (13-097)
Yessica (13-101)
Ester Rheyn Judika S (13-109)
Pesta Ria Tambun (13-114)
1. TEORI PEMUSATAN MASALAH DIKAITKAN DENGAN PERFORMA KELOMPOK
Dalam kurikulum yang berpusat pada masalah, pengalaman belajar pada kehidupan peserta sehari-hari akan mempunyai manfaat secara langsung. Tetapi penggunaan metode ini akan kurang efektif jika tidak didorong peserta didik untuk dilibatkan pada masalahnya secara langsung. Dalam pendekatan pemusatan masalah, diskusi kelompok dan berpikir sangat penting. Pada diskusi kelompok, peserta akan aktif dan memiliki keterlibatan dalam proses pembelajaran.
Berdasarakan teori dalam pendekatan pemusatan masalah, kelompok mencoba untuk mengangkat topik yang bisa dilihat dan dialami dalam kehidupan sehari-hari, contohnya perilaku-perilaku tentang kesetaraan gender. Permasalahan dalam gender sangat luas dalam kehidupan sehari-hari, yaitu dalam lingkungan pendidikan, kerja, dan sosial. Kelompok akan mempersempit permasalahan tentang kesetaraan gender menjadi permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sosial.kelompok memberikan pengantar dalam bentuk video tentang kesetaraan gender dan memberikan penjelasan singkat mengenai gender sehingga peserta bisa memiliki gambaran masalah apa yang sebenarnya yang ingin dibahas. Seperti yang dikatakan pada paragraf sebelumnya, diskusi kelompok dan berpikir pada setiap peserta didik sangat penting. Dalam performa kelompok, peserta memiliki kesempatan untuk berada dalam satu kelompok dan membahas mengenai kesetaraan gender.
2. KONSEP PERFORMA KELOMPOK 7
Konsep peforma dari kelompok 7 menerapkan metode diskusi secara berkelompok dan memberikan penjelasan singkat sebelumnya. Seperti yang dijelaskan pada teori pendekatan pemusatan masalah, hal yang terpenting adalah terlibatnya peserta didik dalam proses pembelajaran. Metode diskusi adalah salah satu cara yang bisa digunakan sebagai media agar peserta didik bisa turut aktif dalam pembelajaran. Pembuatan peserta didik dalam satu kelompok bisa membantu peserta untuk memiliki pengetahuan yang baru dari peserta didik yang lain atau juga bisa memberikan dan menginspirasi peserta didik lainnya. Penjelasan singkat yang diberikan akan menambah pengetahuan peserta didik dan memberikan landasan teorinya sehingga peserta didik tidak berdiri melalui asumsi-asumsi sendiri.
3. TANTANGAN YANG DIHADAPI KELOMPOK
Waktu
sulit mengatur jadwal pertemuan untuk mendiskusikan hal hal yang berkaitan dengan tugas. susah membatasi waktu dalam presentasi mengingat durasi nya sudah di tentukan.
Topik
kelompok kebingungan di dalam menentukan topik dan membutuhkan waktu yang lama untuk memutuskan topik apa yang akan di pakai.
Proses pelaksanaan
kelompok berusaha mencairkan suasana mengingat ada nya peserta yang masih pasif. Kelompok juga berusaha membuat ice breaker untuk mengumpulkan perhatian audienc yang terkadang kurang memperhatikan.
Pembagian kelompok audience
kelompok sempat mengalami kebingungan ketika ingin membagi peserta ke dalam beberapa kelompok, apakah di bagi di awal , pertengahan atau di akhir. Tetapi setelah di lakukan diskusi, kelompok akhirnya memutuskan mebagi kelompok di pertengahan acara.
4. KENDALA YANG DIHADAPI KELOMPOK
Waktu
Waktu yang digunakan dalam performa sudah cukup bahkan lebih, sehingga untuk menutupi kelebihan waktu, kelompok berinisiatif untuk menyisipkan ice breaking sebelum masuk pada sesi pembahasan hasil diskusi.
Proses pelaksanaan
Proses pelaksanaan berjalan dengan baik walaupun ada sedikit hambatan pada masalah teknis seperti microphone yang sedikit bermasalah, dan beberapa kelompok ada yg kurang kondusif ketika berdiskusi didalam kelompok mereka, bahkan ada yg kelihatannya sosial loafing.
Performa
Performa yg dilakukan cukup baik, pembagian tugas sudah mulai merata. Video yang ditampilkan menarik dan berhubungan dngan materi walaupun ada satu video yang kurang berhubungan dengan materi. Tetapi ada sedikit kendala pada pembahasan, karna video tidak dibahas satu per satu, video hanya dibahas secara keseluruhan. Ice breaking yang diberikan dapat diikitu oleh semua audiance, tetapi pada ice breaking yang kedua audience terlihat kurang dapat mengikuti.
Pembagian kelompok
Ada kelompok yang terlalu besar karena gabungan dari tiga kelompk andragogi. Hal ini menjadi menyebabkan ketidakseimbangan antarkelompok dalam berdiskusi.
5. PROSES SELAMA PERFORMA BERLANGSUNG
Sebelum proses pembelajaran dimulai, kelompok memberikan ice breaking sehingga suasana kelas lebih rileks. Ice breaking dipandu oleh Dewi Sitepu dan diperagakan oleh seluruh anggota kelompok. Untuk setiap peserta yang mengaku salah menirukan gerakan akan diminta untuk maju kedepan. Saat itu yang mengaku salah ada Firman, Arifa, dan Agita. Mereka diminta untuk memberikan satu kata dan satu kalimat mengenai gender. Setelah mereka selesai memberikan pendapat mereka, kelompok memberikan reward. Setelah ice breaking selesai, kelompok melanjutkan memberikan materi dalam bentuk slide mengenai penjelasan singkat tentang gender. Setelah penjelasan singkat mengenai gender, pembelajaran dilanjutkan dengan menampilkan 3 video mengenai gender. Videonya berisi bagaimana jika perempuan dan laki-laki bertengkar di tempat umum, ada yang mengenai bagaimana jika perempuan dan laki-laki ditukar, dan bagaimana jika di dalam kendaraan umum laki-laki tidak sengaja menyentuh wanita. Penampilan video tersebut memakan waktu sekitar 11-12 menit dan pembelajaran dilanjutkan dengan sesi diskusi dimana kelompok membagi setiap anggota kedalam satu kelompok baru. Kelompok memberikan tiga buah pertanyaan yang akan dibahas dalam kelompok. Waktu diskusi diberikan sekitar 15 menit untuk membahas tiga pertanyaan tersebut. Setelah waktu diskusi selesai, setiap anggota kelompok akan menunjuk satu perwakilan untuk mempaparkan hasil diskusi mereka. Setelah semua kelompok selesai memaparkan semuanya, kelompok akan menuju pada kesimpulan pembahasan mengenai kesetaraan gender sebagai penutup pembelajaran pada pertemuan tersebut.
6. KRITIK DAN SARAN
· Sinta Meilastry
Sinta memberikan kritik mengenai pemberian reward pada saat ice breaking yang dirasa kurang tepat karena memberikan pada mereka yang salah
· Muhammad Yusuf Lubis
Peran setiap gender memang berbeda dan memang tidak bisa benar-benar disetarakan karena pada dasarnya perannya sudah berbeda. Tetapi kelompok malah mengatakan bahwa kesetaraan gender itu benar. Kenapa kelompok mengatakan kesetaraan gender itu benar.
· Arifa
Arifa memberikan kritik tentang pembahasan kesetaraan dalam konteks sosial, tapi tadi ada dibahas tentang kesetaraan gender dalam konteks pekerjaan
· Kak Fasti Rola
Kak Fasti Rola memberikan kritik sebagai berikut
1. Sebaiknya saat mempresentasikan video 1,2,3 ditayangkan satu per satu. Tiap 1 video selesai diberikan penjelasan dan ditanya tanggapan. sampai video ke 3. Kemudian masuk ke penjelasan tentang gender.
2. Karena setiap orang memiliki persepsi dan pemahaman yang berbeda-beda, jadi kelompok juga sebaiknya meminta pendapat dari audiens.
7. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
Kelebihan :
-icebreaking nya menarik
-video nya menarik
-dapat belajar dari pengalaman masa lalu
-pembagian tugas dari kelompok merata
-audiens nya aktif
Kekurangan :
Audiens dibuat berkelompok
8. PEMBAGIAN TUGAS DALAM KELOMPOK
v Dewi Sitepu sebagai moderator
v Yessica sebagai moderator
v Sarah G. Juliani sebagai pemateri
v Ester Rheyn Judika S sebagai notulen
v Pesta Ria Tambun sebagai dokumenter
9. TAKSASI DANA
1. Reward : Rp. 10.000
No comments:
Post a Comment