Saturday, June 14, 2014

KOOPERATIF, MENJADI LEADER? BUKAN SUATU HAL YANG LUAR BIASA BAGI MAHASISWA PSIKOLOGI



KOOPERATIF, MENJADI LEADER? BUKAN SUATU HAL YANG LUAR BIASA BAGI MAHASISWA PSIKOLOGI

Hari ini saya mengikuti kuliah pengganti mata kuliah Psikologi Pendidikan. Menurut informasi yang saya dapatkan, hari ini kami akan mengadakan reveiew tentang materi-materi kuliah yang selama ini telah kami dapatkan. Mendengar kata ‘review’, saya merasa sedikit parno karena kata tersebut bisa bermakna ganda. Di beberapa mata kuliah lain, review materi adalah melakukan pembahasan secara keseluruhan materi-materi kuliah yang akan dimasukkan ke dalam soal UAS. Biasanya dosen menanyakan, materi mana yang sulit, atau materi mana yang paling dikuasai, dan sebagainya. Akan tetapi, kata ‘review’ ini tidak menutup kemungkinan bahwa review yang kali ini akan dilakukan dengan cara kuis. Kalau ingin jujur, saya tidak bisa membayangkan jika harus menghadapi kuis pendidikan secara tiba-tiba. Berhubung akhir-akhir ini banyak tugas yang mendekati deadline, saya menyadari bahwa akhir-akhir ini saya tidak ada menyentuh buku pendidikan sedikit pun. ^_^
Ketika kelas dimulai, saya semakin takut karena dosen pengampu menyuruh kami untuk mengeluarkan selembar kertas dan menuliskan anma dan NIM kami masing-masing. Pada saat itu, saya hanya bisa pasrah dan mengatakan pada teman yang duduk di samping kanan dan kiri saya “Kita jawab soalnya pakai perasaan aja yuk, main feeling”. Di luar dugaan saya, ternyata dosen pengampu benar-benar melakukan review sebagaimana yang saya harapkan. Tulisan di papna tulis yang tadinya saya pikir adalah soal kuis adalah menanyakan berbagai jenis pertanyaan yang memang selayaknya meriview. Saya hanya bisa menghembuskan nafas sambil bersyukur. :D
Beberapa pertanyaan yang harus kami jawab adalah:

  1. 1Apa saja materi pendidikan yang selama ini kami dapatkan (minimal 7)?
  2. Materi apa yang paling kamu kuasai (minimal 3? 
  3.  Materi apa yang paling berkesan (+/-) 
  4. Berapa postingan yang telah kamu buat di blogmu? 
  5. Apa alamat blogmu?

Kurang lebih pertanyaannya demikian yang bisa saya ingat
Kemudian kami juga diminta untuk memberikan kesan dan pesan terhadap materi pendidikan tersebut. Mulai dari manfaat materi tersebut, proses pembelajara, sampai kepada pendapat kami terhadap masing-masing dosen pengampu yang terdiri dari 4 orang.
Setelah kami selesai melakukan aktivitas meriview tersebut, dosen pengampu memilih 2 orang dari antara kami semua untuk melakukan suatu hal yang menarik. Hal inilah yang menjadi salah satu ide saya untuk menuliskan postingan lagi setelah sampai di rumah. Ibu dosen pengampu menyuruh 2 orang yang telah beliau pilih untuk memberikan energizing. 

 
Energizing? What’s that? Ya, seperti namanya. Jika diterjemahkan secara harafiah, energizing itu seperti memberikan semangat. Sekilas saya mendengar seseorang dari antara teman-teman saya menyebutkan bahwa energizing seperti batrai. Ya, bisa jadi. Karena batrai memang memberikan energi. Energi? Hmmm, memang sih memiliki pengertian yang agak melenceng dari semangat, tapi kurang lebih maksudnya sama.  Kedua teman kami yang telah dipilih akhirnya berhasil memberikan sebuah energizing singkat, walaupun pada awalnya mereka terlihat seperti mengalami kesulitan. Tapi over all, 2 jempol lah. ^_^
 
Yang menarik perhatian saya adalah pesan dari dosen pengampu, yaitu:

  1. Kooperatif 
  2. Energizing bukanlah suatu hal yang luar biasa untuk ukuran mahasiswa psikologi.
Kooperatif? Ya, mungkin jika saya yang berada di posisi mereka saya tidak tahu harus apa. Saya sangat tahu bagaimana rasanya berada di depan, pasti sangat nervous. Pada saat itu saya menyadari bahwa, suatu saat saya juga akan mengalami hal tersebut. Saya akan berada di posisi bersama orang yang mungkin tidak akrab dengan saya, bahkan mungkin saja bersama orang yang tidak saya kenal. Saya harus melakukan apa pada saat itu? Diam dan menunggu seseorang untuk memulai percakapan? Saya rasa itu bukanlah pilihan yang tepat. Terkadang, diam dan menunggu itu memang penting tetapi semua berbalik pada situasinya. Sebagai mahasiswa psikologi saya harus melatih diri saya sejak dini untuk bersikap professional pada pihak manapun.
Pesan yang kedua adalah yang paling menarik perhatian saya. Energizing bukanlah suatu hal yang luar biasa untuk ukuran mahasiswa psikologi, padahal mungkin saya belum pernah sama sekali melakukannya. Saya tahu dalam perkuliahan yang menginjak semester 2 ini saya belum terlalu aktif. Tapi saya tidak pesimis. Tidak pernah ada kata terlambat untuk orang yang ingin berubah. Kalimat “Bukan suatu hal yang luar biasa bagi anak psikologi” seakan menyindir saya. Saya tahu banyak dari antara kami semua yang tidak bisa memberikan energizing tersebut, karena saya melihat dan mendengar beberapa teman saya mengatakan “kalau aku yang di depan, ga tau lah aku mau ngapain”. Ketidaktahuan bukanlah suatu hal yang mutlak. Bagaikan seorang bayi yang belajar dari merangkak hingga berjalan, seperti itu jugalah kami. Dosen pengampu mengatakan “belajarlah untuk menjadi seorang leader”.  Dalam mata kuliah ini saya dipilih untuk menjadi ketua kelompok. Awalnya saya takut, saya merasa tidak cocok, saya merasa orang lain lebih mampu dari pada asaya. Tapi saya melupakan 1 hal, yaitu : Saya memiliki sesuatu yang mungkin mereka tidak miliki. Apakah saya mengetahui apa itu? Tidak. Tapi bagaimana cara saya megetahuinya? 1 jawaban yang bisa saya temukan, saya akan menemukan jawaban itu ketika saya belajar menjadi leader. ^_^


No comments:

Post a Comment